Tampang.com | Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus menunjukkan tren pelemahan sejak kuartal pertama 2025. Melemahnya rupiah ini tidak hanya menjadi indikator gejolak ekonomi global, tetapi juga berdampak langsung ke kantong rakyat Indonesia yang mulai menjerit menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok.
Kurs Melemah, Harga Melonjak
Perdagangan valuta asing menunjukkan kurs rupiah sempat menyentuh angka paling lemah dalam dua tahun terakhir. Dampaknya langsung terasa di pasar: harga bahan makanan, barang elektronik, dan kebutuhan rumah tangga perlahan naik.
“Telur, minyak goreng, bahkan cabai, semua naik. Gaji nggak ikut naik, tapi belanja bulanan makin tipis,” keluh Ibu Santi, ibu rumah tangga yang ditemui di pasar tradisional wilayah Bekasi.
Pelemahan rupiah membuat biaya impor naik, yang pada akhirnya dibebankan ke konsumen. Apalagi Indonesia masih sangat bergantung pada barang-barang impor, mulai dari bahan baku industri hingga produk konsumsi.
Daya Beli Rakyat Makin Tertekan
Di tengah tren inflasi yang terus meningkat, masyarakat berpendapatan menengah dan rendah menjadi kelompok paling rentan. Pengeluaran rumah tangga melonjak, sementara pendapatan tetap stagnan.