Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS telah menjadi perhatian masyarakat dan pelaku pasar. Penurunan nilai tukar ini turut mempengaruhi sektor ekonomi dan keuangan di Indonesia. Dalam pandangan banyak orang, pelemahan Rupiah juga berpotensi berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat.
Apabila melihat perbandingan dengan negara-negara tetangga, terlihat bahwa kondisi Rupiah memang belum sepenuhnya stabil. Sebagai contoh, nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura pada hari yang sama adalah SGD 1 = Rp9.612, jauh lebih tinggi daripada Rupiah terhadap dolar AS. Hal ini menunjukkan bahwa Rupiah masih rentan terhadap fluktuasi pasar.
Selain itu, pelemahan Rupiah juga akan berdampak pada peningkatan harga barang-barang impor. Hal ini berkaitan erat dengan ketergantungan Indonesia terhadap impor, terutama dalam hal bahan mentah, barang konsumsi, dan barang modal. Dalam jangka panjang, hal ini berpotensi memberikan tekanan inflasi, yang akan berdampak negatif terhadap stabilitas perekonomian nasional.
Meskipun negatif, pelemahan Rupiah juga memiliki sisi positif bagi sektor ekspor. Dengan nilai tukar Rupiah yang lebih rendah terhadap dolar AS, produk-produk Indonesia menjadi lebih murah bagi pasar ekspor. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekspor dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.