Dulu, pengajaran bahasa Mandarin dilarang di bawah rezim Jenderal Suharto, tetapi sekarang popularitasnya kembali karena hubungan politik dan komersial dengan Tiongkok.
Kursus di masjid terbesar di Asia Tenggara, Masjid Istiqlal Jakarta, diselenggarakan oleh pemerintah Tiongkok dengan tujuan membantu staf berkomunikasi dengan para wisatawan yang berbicara dalam bahasa Mandarin.
Kemampuan untuk memahami bahasa Mandarin dianggap penting karena mayoritas wisatawan asing yang mengunjungi Masjid Istiqlal berasal dari Tiongkok, dan tidak semua kelompok turis Tiongkok datang dengan pemandu wisata atau penterjemah.
Demikian pula, kemahiran berbahasa menjadi krusial bagi staf saat menyambut tamu penting seperti delegasi dari Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia atau tamu VIP lainnya.