Pada tahun 2017, perusahaan smelter pertama milik NCKL telah beroperasi, dilanjutkan dengan ekspansi ke bahan baku untuk baterai mobil listrik pada tahun 2018. PT Halmahera Persada Lygend menjadi produsen MHP pertama di Indonesia. Selain itu, Harita Nickel merupakan satu-satunya produsen nikel sulfate dan cobalt sulfate di Indonesia, yang merupakan bahan utama dalam pembuatan precursor katoda untuk baterai mobil listrik. Permintaan nikel dunia juga terus tinggi untuk memenuhi kebutuhan industri lain, seperti industri stainless steel.
Hal ini terlihat dari permintaan yang tinggi dari industri stainless steel terhadap produk nikel berbasis nickel pig iron atau feronikel. Harita Nickel juga memproduksi feronikel tersebut dan menjualnya kepada pabrik-pabrik stainless steel di luar negeri. Roy Arfandy menilai langkah pemerintah untuk melakukan hilirisasi pada sektor nikel merupakan langkah yang harus terus dilanjutkan untuk memberikan nilai tambah bagi negara. Menurutnya, nilai tambah tersebut memberikan kontribusi yang luar biasa atas produk nikel yang diekspor dari Indonesia.