Selain itu, Taufik juga menjelaskan bahwa Kilang Balikpapan akan memulai produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis gasoline atau bensin dengan standar global Euro 5 pada awal tahun 2025 mendatang. Setelah itu, kilang ini juga akan memproduksi nafta blok atau gasoline blok untuk produksi gasoline Euro 5 di Januari 2025. Kilang ini juga akan mampu memproduksi bahan bakar jenis lain seperti propylene, Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan BBM jenis solar.
Dengan kapasitas pengolahan sebesar 360 ribu bph, kilang ini akan menghasilkan sekitar 240 ribu ton propylene per tahun dan 340 ribu ton LPG per tahun. Selain itu, akan ada produksi bensin Euro 5 yang lebih banyak daripada solar. Hal ini menunjukkan potensi besar dari kilang minyak tersebut dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar di dalam negeri.
Dengan pembangunan kilang minyak terbesar ini, Indonesia akan semakin memperkuat posisinya dalam industri minyak dan gas. Kilang ini akan menjadi salah satu aset strategis bagi Indonesia dalam memproduksi bahan bakar yang memenuhi standar internasional, seperti Euro 5, sehingga dapat mendukung ketahanan energi negara dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar.