Keunggulan infrastruktur dan efisiensi biaya di kedua tambang tersebut serta penerapan skema royalti IUPK baru, yang menurunkan tarif royalti dari 28% menjadi 19%, juga akan sangat berkontribusi terhadap peningkatan profitabilitas dan margin perusahaan. Sucor Sekuritas optimis bahwa BUMI akan terus mempertahankan tingkat produksi dalam kisaran 79 hingga 81 juta ton per tahun, termasuk 55 juta ton dari KPC dan 25 juta ton dari Arutmin.
Melihat ke depan, BUMI berencana untuk meningkatkan efisiensi biaya melalui pengurangan rasio pengupasan seiring dengan penurunan harga batu bara yang sedang berlangsung. Selain itu, BUMI membuka peluang untuk melakukan kolaborasi dalam perdagangan batu bara dengan tambang-tambang terdekat, dengan Ithaca Resources sebagai salah satu kandidat potensial.
Inisiatif non-batu bara yang dijalankan BUMI juga dianggap sebagai katalis utama untuk re-rating perusahaan. Dengan akuisisi aset pertambangan emas di Australia yang berpotensi memproduksi 100.000 ons per tahun dan Internal Rate of Return (IRR) 33%, serta konsesi bauksit di Indonesia, langkah-langkah ini menunjukkan titik balik strategis menuju aset yang lebih menguntungkan dan berjangka panjang.