Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyaluran bantuan sosial (bansos), pemerintah Indonesia mengumumkan penggunaan teknologi face recognition atau pengenalan wajah. Hal ini merupakan langkah strategis yang juga terintegrasi dalam Keterpaduan Layanan Digital Nasional untuk mewujudkan Program Prioritas Presiden. Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, menyampaikan bahwa penerapan teknologi ini diharapkan akan meningkatkan ketepatan sasaran dalam penyaluran bansos.
Dalam acara "Peluncuran Sahabat-AI Model 70B dan Chatbot" yang berlangsung di Jakarta pada Senin (02/06/2025), Luhut menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti face recognition, proses verifikasi penerima bansos akan menjadi lebih cepat dan akurat. Teknologi ini dapat mengidentifikasi individu berdasarkan fitur wajah, sehingga memastikan bahwa hanya mereka yang berhak menerima bantuan yang akan mendapatkan fasilitas ini. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi penyaluran bansos kepada pihak-pihak yang tidak berhak.
Melalui skenario ini, pemerintah menargetkan penghematan hingga Rp100 triliun. Angka ini menunjukkan potensi besar dari pengurangan penyimpangan dalam penyaluran bantuan sosial yang selama ini terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak laporan yang menyebutkan adanya penerima bansos yang tidak memenuhi syarat. Oleh karena itu, penggunaan teknologi ini menjadi langkah inovatif untuk menciptakan sistem yang lebih transparan dan akuntabel.