Distribusi dan Rantai Pasok Jadi Sorotan
Para pengamat menduga masalah bukan pada produksi, melainkan pada distribusi dan rantai pasok yang panjang dan tidak efisien. Terlalu banyak perantara dalam proses dari petani ke konsumen menyebabkan harga di tingkat akhir tetap mahal, meski stok melimpah.
“Petani menjual Rp8.000, konsumen beli Rp15.000. Siapa yang ambil untung di tengahnya?” ujar Arif Budiman, pengamat pertanian dari INAGRITAS.
Ada Potensi Permainan Stok dan Kartel?
Kecurigaan masyarakat makin menguat ketika distribusi dari gudang Bulog dan jalur komersial swasta tampak tidak berjalan maksimal. Kelambatan suplai dan minimnya pengawasan distribusi beras rawan dimanfaatkan oleh oknum yang ingin mengatur pasokan agar harga tetap tinggi.