Perusahaan memperkirakan akan kembali mengalami pertumbuhan penjualan pada kuartal ini dan diharapkan melampaui industri mainan secara umum, kata Chief Financial Officer Anthony DiSilvestro dalam panggilan konferensi dengan investor. Namun, margin pada periode tersebut akan tertahan oleh inflasi dan peningkatan iklan, tambahnya.
Pada kuartal tersebut, terjadi penurunan penjualan di segmen boneka Mattel sebesar 14%, terutama karena penurunan permintaan untuk produk utamanya dibandingkan tahun lalu. Hal ini berkaitan dengan penayangan film Barbie karya Greta Gerwig yang mendorong pembelian pada tahun sebelumnya. Namun, bila dikecualikan tambahan pendapatan dari film Barbie, penjualan Mattel meningkat dari tahun sebelumnya, kata Kreiz.
Penjualan boneka dan produk bayi turun 3%, sementara penjualan kendaraan, didorong oleh popularitas mobil miniatur Hot Wheels, mengalami kenaikan sebesar 12%. Kinerja merek ini akan memperkuat pendapatan Mattel selama musim liburan yang krusial, kata Kreiz, bersama dengan permintaan untuk American Girl dan Fisher-Price, yang akan memperkenalkan produk baru.
Melalui wawancara, Kreiz juga menyampaikan harapannya bahwa saham Mattel akan naik seiring perusahaan kembali ke pertumbuhan penjualan pada tahun 2025. Mereka juga berencana untuk mengembangkan merek mainannya menjadi waralaba film dan televisi, mengikuti jejak kesuksesan film Barbie. Menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg, analis memperkirakan kenaikan sebesar 3% pada tahun 2025.