Salah satu tantangan besar yang dihadapi koperasi adalah tingginya tingkat persaingan. Dengan hadirnya banyak UMKM, koperasi harus mampu menciptakan diferensiasi dan memberi nilai tambah bagi anggotanya. Misalnya, koperasi dapat menjalin kemitraan dengan UMKM untuk meningkatkan kualitas produk, melakukan pemasaran secara bersama-sama, atau bahkan mengembangkan produk berbasis lokal yang memiliki daya saing di pasar. Di sini, kolaborasi antaranggota koperasi dan UMKM sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan.
Di sisi lain, Pemerintah telah memberikan banyak perhatian kepada penguatan koperasi dan UMKM sebagai bagian dari strategi pembangunannya. Kebijakan seperti pemberian subsidi, pelatihan, dan fasilitas akses pasar merupakan upaya untuk mendorong koperasi dan UMKM agar lebih berdaya. Namun, sering kali ada kesenjangan antara kebijakan yang diharapkan dengan implementasinya di lapangan. Banyak bantuan yang tidak tepat sasaran atau tidak disertai dengan pendampingan yang memadai, sehingga tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
Koperasi dan UMKM seharusnya saling mendukung untuk menggerakkan ekonomi mikro. Dengan adanya kebutuhan untuk pemasaran produk, koperasi dapat menjadi jembatan bagi UMKM untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. Dalam konteks ini, koperasi bisa berperan sebagai aggregator, mengumpulkan produk dari berbagai UMKM dan memasarkan secara kolektif. Cara ini tidak hanya membantu UMKM dalam hal pemasaran tetapi juga memperkuat citra koperasi itu sendiri di mata anggotanya.