Rupiah kemungkinan akan kembali menghadapi hari yang berat pada perdagangan Jumat ini. Keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) yang makin laju, akan menekan nilai rupiah semakin tak berdaya.
Di pasar offshore dini hari tadi, rupiah forward ditutup merosot nilainya 1% di mana NDF-1W menyentuh Rp15.462/US$, sementara NDF-1M juga terperosok di Rp15.472/US$.
Pagi ini, rupiah forward bergerak makin lemah di kisaran Rp15.477-Rp15.481/US$. Level itu jauh lebih lemah dibanding posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp15.420/US$, turun nilainya 1,02%.
Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, pergerakan valuta Asia bervariasi. Won Korsel turun 0,73%, baht terkikis tipis 0,04% dan dolar Hong Kong stagnan dengan turun sedikit 0,02%. Sementara yen Jepang menguat 0,12%, dolar Singapura dan ringgit masing-masing naik 0,08% dan 0,06%. Lalu yuan offshore naik 0,04%.
Indeks dolar AS pagi ini stabil di 101,89, setelah sempat menyentuh 101,98 kemarin.Rupiah tidak diuntungkan dari situasi pasar global yang terbekap banyak ketidakpastian saat ini. Indeks dolar AS sudah membukukan reli empat hari terakhir dan diprediksi akan melanjutkan kenaikan seiring mulai meragunya para investor akan jalur pemangkasan bunga acuan oleh Federal Reserve ke depan.
Beberapa data ekonomi yang terakhir dirilis pekan ini, seperti jumlah lowongan pekerjaan juga klaim pengangguran, serta manufaktur, memberi petunjuk bahwa perekonomian terbesar di dunia itu masih begitu tangguh. Yang terbaru, indeks layanan Institute for Supply Management (ISM) naik 3,4 poin menjadi 54,9 bulan lalu. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi, dan angka terbaru melebihi semua proyeksi dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom.