Remaja yang mencoba merokok rokok elektrik memiliki risiko untuk memiliki kebiasaan merokok yang berlipat ganda. Studi dari University of Waterloo dan Wake Forest School of Medicine menemukan bahwa siswa di kelas tujuh sampai 12 yang telah mencoba rokok elektronik diketahui 2,16 kali lebih rentan untuk melanjutkan kebiasaan merokok.
Rokok elektrik mengandung nikotin tapi tidak mengandung banyak zat berbahaya yang diproduksi oleh tembakau merokok, seperti tar atau karbon monoksida. Produk ini bekerja melalui sistem yang dihirup dengan inhalasi yang memanaskan larutan sehingga menciptakan aerosol yang dapat dihirup.