Harga batu bara juga mengalami tekanan dengan catatan US$ 100,4 per ton. Meski mencatat kenaikan 5,7 persen secara bulanan, harga batu bara turun signifikan 19,8 persen secara YtD dan 20,1 persen YoY. Sri Mulyani menambahkan bahwa pelemahan ini berpotensi mengganggu target penerimaan negara dari sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Sementara di sektor pangan, harga crude palm oil (CPO) berada di angka US$ 914,4 per ton. Harga ini turun 2,5 persen MtM dan 16,9 persen YtD, meskipun masih menunjukkan kenaikan 19,7 persen secara tahunan. Adapun harga beras global tercatat US$ 13,2 per cwt, mengalami penurunan di seluruh indikator: 2,8 persen MtM, 6,2 persen YtD, dan 24,5 persen YoY. Penurunan ini dipengaruhi oleh pasokan global yang meningkat seiring panen yang melimpah.
Di sektor logam, harga nikel melemah tipis 0,1 persen secara bulanan dan turun tajam 10,8 persen secara tahunan. Namun, sepanjang tahun berjalan, harga nikel masih tumbuh 1,8 persen dengan posisi saat ini di angka US$ 15.602 per ton.