Tampang.com | Lonjakan harga beras kembali menghantam masyarakat Indonesia. Kenaikan ini tak hanya dirasakan di pasar tradisional, tapi juga di ritel modern. Bagi jutaan rumah tangga, beras adalah kebutuhan pokok yang tak tergantikan. Ketika harganya melambung, beban hidup pun otomatis ikut bertambah, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.
Harga Melambung, Daya Beli Melemah
Dalam dua bulan terakhir, harga beras medium melonjak tajam, bahkan di beberapa daerah menembus angka psikologis. Kenaikan ini diperparah oleh musim panen yang tertunda dan distribusi yang terhambat oleh cuaca ekstrem. Tak sedikit pedagang yang mengeluhkan kelangkaan stok, sementara konsumen harus merogoh kocek lebih dalam.
“Dulu saya bisa beli 5 kg beras seharga seratus ribu rupiah, sekarang hanya dapat 3 kg. Terasa sekali bedanya,” keluh Yati, ibu rumah tangga di Depok.
Mengapa Harga Beras Naik Terus?
Kenaikan harga beras bukan hanya karena faktor cuaca. Distribusi logistik yang tidak efisien, ketergantungan pada beberapa daerah sentra produksi, serta kurang optimalnya pengelolaan cadangan beras pemerintah turut menyumbang persoalan ini.