Transaksi nontunai, baik menggunakan kartu debit/kredit maupun e-wallet, juga berkontribusi pada pemborosan. Ketika tidak melihat uang fisik berpindah tangan, seseorang cenderung lebih mudah mengeluarkan uang tanpa berpikir dua kali.
Gejala Boros yang Perlu Diwaspadai
Kebiasaan boros seringkali berlangsung tanpa disadari. Namun, ada beberapa gejala yang dapat menjadi alarm bagi Anda:
- Tidak mengetahui secara pasti ke mana uang habis setiap bulan.
- Sering membeli barang karena diskon atau promo, bukan karena kebutuhan.
- Menunda menabung atau investasi karena merasa penghasilan belum cukup.
- Terjebak dalam cicilan paylater yang menumpuk.
Cara Mengelola Keuangan agar Tidak Boros
Mengelola keuangan bukan berarti mengekang diri secara berlebihan, melainkan menyeimbangkan antara kebutuhan saat ini dengan keamanan finansial di masa depan. Berikut adalah beberapa cara efektif agar tidak boros yang bisa Anda terapkan:
- Catat pengeluaran secara rutin: Mencatat setiap pengeluaran, sekecil apa pun, dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pola konsumsi Anda. Manfaatkan aplikasi pencatat keuangan untuk melacak aliran uang harian.
- Terapkan metode anggaran: Metode budgeting seperti aturan 50/30/20 (50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi) bisa menjadi pedoman dasar dalam mengelola gaji bulanan Anda.
- Hindari ketergantungan pada paylater: Meskipun tampak menguntungkan dan memudahkan, penggunaan paylater sebaiknya dibatasi. Pengguna layanan ini cenderung lebih rentan terhadap utang konsumtif yang dapat membebani keuangan jangka panjang.
- Tetapkan tujuan keuangan yang jelas: Menabung dan investasi akan lebih terarah jika Anda memiliki tujuan spesifik, seperti membeli rumah, membangun dana darurat, atau mempersiapkan dana pensiun. Tujuan keuangan ini akan menjadi motivasi kuat untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
- Tingkatkan literasi keuangan: Berinvestasi pada pengetahuan finansial adalah investasi terbaik. Upaya edukasi keuangan melalui kampanye Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) menekankan pentingnya pemahaman dasar keuangan sejak dini, termasuk tentang bunga, utang, dan investasi dasar. Pengetahuan ini sangat penting dalam membentuk kebiasaan finansial yang sehat dan berkelanjutan.