Salah satu upaya konkret yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menerapkan standar emisi yang lebih ketat dan memberikan insentif kepada perusahaan tambang nikel yang menerapkan teknologi ramah lingkungan. Dengan demikian, diharapkan polusi udara yang dihasilkan dari proses produksi nikel dapat dikurangi secara signifikan.
Selain itu, perusahaan pertambangan nikel juga perlu berperan aktif dalam mengurangi emisi tinggi. Mereka dapat melakukan investasi dalam teknologi pencemar (pollution abatement technology) guna mengurangi limbah emisi. Pengembangan teknologi "dry processing" dipandang sebagai solusi yang efektif dalam mengurangi emisi. Dengan menerapkan teknologi ini, emisi yang dihasilkan dapat ditekan secara signifikan, sehingga produk nikel yang dihasilkan memiliki tingkat emisi yang lebih rendah.
Lebih lanjut, penting bagi pemerintah dan industri untuk bekerja sama dalam mengembangkan investasi pada infrastruktur yang mendukung penggunaan teknologi ramah lingkungan di industri pertambangan nikel. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk nikel Indonesia di pasar global.
Tinjauan ulang terhadap proses produksi, pemilihan teknologi yang tepat, peran serta partisipasi aktif dari semua pihak terkait, serta kebijakan yang pro-lingkungan menjadi kunci dalam mengatasi masalah emisi tinggi dalam industri pertambangan nikel. Dengan demikian, produk nikel Indonesia akan dapat bersaing secara global dan mendukung pencapaian target ekspor nikel nasional.