Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah salah satu indikator penting dalam ekonomi Indonesia. Sejak beberapa waktu belakangan, rupiah terus melemah dan bahkan tembus angka Rp. 16.000 per dolar AS. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat Indonesia, terutama para pelaku usaha dan investor. Untuk memahami penyebab dari pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.
Penyebab Pelemahan Nilai Rupiah
Beberapa faktor dapat menjadi penyebab pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS. Pertama, defisit transaksi berjalan yang terus meningkat. Defisit transaksi berjalan terjadi ketika negara lebih banyak mengimpor barang dan jasa dibandingkan dengan ekspornya. Hal ini menyebabkan aliran dana asing keluar dari Indonesia, yang pada gilirannya melemahkan nilai tukar rupiah.
Kedua, kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Kebijakan kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS membuat investasi di negara tersebut menjadi lebih menarik, sehingga menarik dana investasi yang sebelumnya berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Akibatnya, tekanan terhadap rupiah semakin meningkat.
Faktor ketiga adalah ketidakpastian global, seperti perang dagang antara AS dan China, serta ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi COVID-19. Hal ini memicu ketidakstabilan pasar keuangan global, termasuk di Indonesia, yang berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah.