Ekonomi berbasis keadilan juga mendorong untuk adanya transparansi dan akuntabilitas dalam praktik bisnis. Bisnis yang dilandasi oleh keadilan akan berusaha untuk memberikan perlindungan dan kesejahteraan yang adil bagi seluruh pihak yang terlibat, seperti karyawan, konsumen, dan pemangku kepentingan lainnya. Di samping itu, praktik bisnis yang bertanggung jawab dan adil juga akan membantu menciptakan lingkungan usaha yang sehat dan berkelanjutan.
Dalam konteks perbankan dan keuangan, ekonomi berbasis keadilan dapat diwujudkan melalui prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip ini menekankan adanya kesepakatan yang adil antara pihak yang terlibat dalam transaksi keuangan, serta menghindari praktik riba dan spekulasi yang merugikan. Di bulan Ramadan, umat Muslim juga diajarkan untuk menghindari riba dan praktik-praktik yang tidak adil dalam aktivitas ekonomi mereka, sehingga prinsip-prinsip syariah dapat menjadi panduan yang relevan dalam membangun ekonomi yang lebih berkeadilan.
Dalam konteks global, ekonomi berbasis keadilan juga mengajak untuk memperhatikan hubungan antara negara-negara kaya dan miskin. Adanya ketidakadilan dalam hubungan ekonomi antarnegara akan menyulitkan negara-negara miskin untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Sebagai umat Muslim, sikap peduli terhadap keadilan ekonomi global seharusnya menjadi perhatian yang serius, dan berbagai bentuk kontribusi, baik melalui bantuan maupun advokasi, dapat dilakukan untuk menyokong kesetaraan ekonomi di tingkat global.