Namun, dalam hal ini Luhut juga menyatakan bahwa masih dibutuhkan pihak lokal sebagai mitra, serta pemasok kebutuhan industri maupun pasar dalam program ini. Diharapkan pula bahwa, dengan adanya kerja sama ini, impor beras Indonesia dapat dikurangi secara signifikan.
Dari sorotan dan pandangan Dosen UGM Bayu Dwi Apri Nugroho, dapat disimpulkan bahwa kerja sama tersebut perlu diawali dengan uji coba yang cermat dan dilakukan pada skala yang lebih kecil terlebih dahulu, sebelum diterapkan secara luas. Hal ini penting untuk memastikan bahwa teknologi dan bibit dari China dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan di Indonesia, terutama di Kalimantan Tengah. Dengan demikian, penerapan kerja sama tersebut diharapkan dapat memberikan hasil yang positif bagi swasembada beras dan pertanian Indonesia secara keseluruhan.