Bayu menjelaskan bahwa selama panen raya, penyaluran SPHP sempat diperlambat sebagai respons terhadap dinamika situasi panen. Namun demikian, ia memproyeksikan bahwa penyaluran SPHP akan kembali menjadi andalan pada bulan-bulan mendatang.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pihaknya tengah berupaya memastikan stok beras SPHP tercukupi di ritel modern. Hal ini disebabkan kekhawatiran ketercukupan stok SPHP di ritel modern yang menjadi perhatian masyarakat.
"Dari pengalaman sebelumnya, selain ke pasar tradisional, kami juga berupaya agar SPHP tersedia di ritel modern, mulai dari Indomaret, Alfamart, Indogrosir, dan sebagainya," ujar Bayu.
"Ironisnya, pada bulan Januari dan Februari, pasokan beras di pasar tradisional sudah cukup memadai. Namun yang menarik perhatian masyarakat dan menjadi perhatian kami adalah pasokan beras di ritel modern," tambahnya.
Bayu memaparkan bahwa penyaluran SPHP mencapai puncaknya selama kuartal pertama tahun 2024 terjadi pada bulan Februari. Sementara penurunan penyaluran SPHP pada Maret-Juni 2024 disebabkan oleh penurunan harga beras di pasaran umum.
Pola penjualan juga terlihat dari sebaran penyaluran, dengan 57,8 persen dijual ke pengecer, 36,3 persen ke distributor, 4,1 persen ke satuan tugas (satgas), 1,5 persen ke Pemerintah Daerah (Pemda), dan 0,3 persen ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN).