Jika sentimen mendadak berubah negatif, algoritma bisa secara otomatis memicu perintah jual dalam jumlah besar. Sebaliknya, jika sentimen positif melonjak, algoritma bisa memicu pembelian. Ini menciptakan siklus umpan balik (feedback loop) yang mempercepat fluktuasi harga saham. Jadi, tidak hanya investor manusia yang dipengaruhi oleh media sosial, tetapi juga sistem perdagangan otomatis yang bergantung pada data tersebut.
Risiko dan Tantangan
Meskipun media sosial menawarkan akses informasi yang lebih demokratis, ada banyak risiko dan tantangan yang menyertainya. Penyebaran informasi yang salah (misinformation) dan berita palsu (fake news) bisa dengan mudah memicu fluktuasi harga yang tidak berdasar. Seringkali, rumor disebarkan untuk memanipulasi pasar, menguntungkan pihak-pihak tertentu sementara merugikan banyak orang.
Kurangnya regulasi pada platform media sosial membuat praktik ini sulit dikendalikan. Otoritas pasar modal di berbagai negara menghadapi tantangan baru dalam memantau dan menindak praktik manipulasi pasar yang terjadi di dunia maya. Investor juga harus lebih berhati-hati dan kritis dalam menyaring informasi yang mereka dapatkan dari media sosial. Mengambil keputusan investasi hanya berdasarkan rumor atau rekomendasi finfluencer bisa sangat berbahaya.