Selama 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo, sebanyak 93.484 unit rumah telah terealisasi melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang dikelola oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Dari jumlah tersebut, 37.955 unit merupakan KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), sedangkan 1.384 unit lainnya merupakan akad BP Tapera khusus untuk Aparatur Sipil Negara (ASN).
Meskipun terjadi pemangkasan anggaran yang cukup signifikan, Menteri Maruarar tetap memastikan bahwa anggaran yang ada akan digunakan secara efisien agar pembangunan rumah tetap dapat berjalan sesuai dengan rencana. Ia menyebutkan bahwa salah satu langkah untuk mencapainya adalah dengan melakukan perbaikan dalam hal proses dan prosedur pengadaan, serta memaksimalkan penggunaan teknologi dalam pelaksanaan pembangunan.
"Pemangkasan anggaran ini memaksa kita untuk lebih efisien dalam bekerja, namun saya percaya dengan tekad dan semangat kerja keras, kami akan tetap dapat mewujudkan program tiga juta rumah yang diharapkan oleh Presiden Prabowo," jelas Maruarar.
Salah satu fokus utama dalam program ini adalah meningkatkan keterjangkauan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Melalui KPR Subsidi dan berbagai skema pembiayaan yang disediakan, diharapkan masyarakat yang sebelumnya kesulitan memiliki rumah dapat terbantu. Program ini juga bertujuan untuk mengurangi backlog atau kekurangan rumah yang saat ini masih menjadi masalah besar di Indonesia.