Menurut Kyai Nasih, kejadian ini sangat jarang terjadi mengingat wilayah tersebut biasanya tidak pernah dikunjungi oleh turis, apalagi dari luar negeri. Kyai Nasih juga menambahkan bahwa kejadian ini bisa menjadi titik perhatian bagi masyarakat, terutama dalam memperkenalkan kehidupan di pesantren kepada mereka yang bukan santri.
Ponpes Syaikhona Kholil sendiri merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesia, didirikan oleh KH. Moh. Cholil bin KH. Abdul Lathif pada tahun 1861. Pesantren ini memiliki sejarah yang kaya dan merupakan pusat pendidikan agama yang terkenal di Bangkalan, Madura. Dengan sejarah yang panjang, pesantren ini memiliki banyak hal menarik yang bisa diperkenalkan kepada wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Menurut Kyai Nasih, peristiwa ini dapat membuka peluang bagi pesantren untuk menjadi destinasi religi bagi para wisatawan, termasuk dari luar negeri. Potensi ini tentu saja dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mengenalkan kehidupan di pesantren, budaya lokal, dan juga nilai-nilai keagamaan kepada masyarakat luas.