Teknik Pembekuan dan Pemindahan Ilmiah
Proses penggalian makam ini tak kalah menarik dari isinya. Karena kondisi makam yang sangat tertutup dan rapat oleh sedimen, para arkeolog memutuskan untuk menggunakan metode pembekuan dengan nitrogen cair. Ruangan makam dibekukan dalam waktu singkat, dan seluruh isi makam kemudian dipindahkan dalam satu blok beku selama 14 jam. Inilah asal mula julukan “Pangeran Es” diberikan pada anak kecil tersebut.
Teknik ini merupakan pertama kalinya diterapkan dalam proses pemindahan makam anak dari abad ke-7 secara ilmiah, dan menjadi salah satu tonggak penting dalam dunia arkeologi modern.
Hasil Penelitian: Sosok Anak dan Penyebab Kematian
Penelitian anatomi dan genetik terhadap jasad anak itu menunjukkan bahwa ia memiliki mata biru dan rambut berwarna terang. Analisis radiokarbon menyebutkan bahwa kematiannya diperkirakan terjadi antara tahun 670 hingga 680 Masehi. Sedangkan analisis isotop strontium pada email giginya mengungkap bahwa ia memang lahir dan dibesarkan di wilayah tersebut. Ia pun diperkirakan masih menyusu sebelum meninggal.
Penyebab kematian anak laki-laki ini pun berhasil diidentifikasi melalui studi ilmiah terbaru: infeksi telinga kronis yang dideritanya diduga menjadi pemicu utama. Meski terdengar sederhana, infeksi telinga pada masa itu bisa sangat mematikan, terutama tanpa adanya pengobatan medis modern seperti sekarang.
“Kematian anak laki-laki ini pasti sangat mengguncang keluarganya, yang diduga merupakan salah satu keluarga terpandang di wilayah itu,” ungkap salah satu pernyataan resmi peneliti. “Mereka seolah ingin memberikan pemakaman terbaik untuk menunjukkan rasa hormat dan cinta yang besar.”