Tampang.com | Sastra tak mengenal kelas sosial yang hanya digeluti para pujangga. Di balik semangat berkarya, terselip ironi mereka yang tak bisa selalu menyandarkan hidupnya pada sastra. Maka, memandang wajar apabila sastrawan juga menekuni macam-macam profesi. Seiring perkembangan zaman, semakin banyak orang dari berbagai latar belakang yang tertarik dengan dunia sastra. Bahkan, para penjual mie sampai komisaris pun turut merasakan manfaat sastra untuk kehidupan mereka.
Di tengah kesibukan sebagai penjual mie, seorang pemuda dari desa di Jawa Tengah, menemukan ketenangan lewat sastra. Meskipun sehari-hari ia sibuk mengelola usaha mie ayam warungnya, namun ia selalu menyempatkan waktu untuk membaca kumpulan puisi karya Chairil Anwar yang ia simpan di saku celananya. Bagi Ahmad, sastra menjadi pelipur lara dan sumber inspirasi. Bahkan tanpa gelar sarjana sastra, ia mampu menikmati dan meresapi makna sastra dalam kehidupannya.