Para arkeolog baru-baru ini mengungkap sebuah ruang tersembunyi di dataran tinggi Andes, Peru, yang ternyata merupakan tempat pembuatan narkoba berusia sekitar 2.500 tahun. Ruangan ini ditemukan penuh dengan tulang burung berlubang yang mengandung sisa-sisa tembakau dan zat psikedelik alami. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang praktik ritual kaum elit pada masa sebelum munculnya Kekaisaran Inca.
Menurut Daniel Contreras, arkeolog dari Universitas Florida, tabung-tabung tulang yang ditemukan mirip dengan alat yang digambarkan dalam film-film sebagai sarana untuk menghirup kokain. Penemuan ini semakin menguatkan teori bahwa kaum elit kuno tersebut gemar melakukan ritual-ritual rahasia yang melibatkan penggunaan zat narkoba.
Penelitian yang dipublikasikan pada tanggal 5 Mei 2025 di jurnal PNAS ini menganalisis sisa kimiawi dalam 23 artefak yang terbuat dari tulang dan cangkang hewan di situs arkeologi Chavín de Huántar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hipotesis bahwa ritual di situs tersebut melibatkan penggunaan zat psikoaktif.
Situs Chavín merupakan pusat aktivitas ritual yang sangat penting antara tahun 1200 SM hingga 400 SM, jauh sebelum berdirinya Kekaisaran Inca. Kompleks ini terdiri dari berbagai bangunan batu yang mengelilingi sebuah alun-alun terbuka. Seiring waktu, beberapa bangunan berubah menjadi ruang interior yang dikenal sebagai galeri.
Salah satu galeri di kompleks ini ditemukan tersegel sejak sekitar tahun 500 SM dan tidak dibuka sampai dilakukan penggalian pada tahun 2017. Saat peneliti memasuki ruang ini, mereka menemukan 23 artefak yang diukir dari tulang dan cangkang menjadi tabung dan sendok. Artefak ini diyakini sebagai alat-alat yang digunakan dalam ritual hisap narkoba.