Rahasia di Balik Sukses Keturunan Tionghoa dalam Dunia Bisnis: Bukan Sekadar Warisan, Tapi Warisan Nilai

Prinsip dan nilai yang dipegang oleh banyak pengusaha keturunan Tionghoa pun cukup unik dan kuat. Beberapa di antaranya adalah:

1. Mengutamakan penghematan sebagai langkah antisipatif terhadap masa sulit.

2. Menyimpan tabungan sebanyak mungkin sebagai jaring pengaman.

3. Bekerja tanpa henti agar tetap selangkah di depan potensi risiko.

4. Keluarga menjadi satu-satunya pihak yang benar-benar dapat dipercaya.

5. Pendapat keluarga, bahkan yang tidak berkompeten, lebih penting daripada saran profesional luar.

6. Baca jugaTak Terima Disuruh Berobat oleh Hotman Paris, Razman Nasution Murka, Sampai Liang Lahat Saya Lawan Kau!

   Patriarki masih menjadi sistem dominan demi menjaga stabilitas dan arah perusahaan.

7. Investasi lebih diutamakan berdasarkan relasi kekerabatan dibandingkan pertimbangan rasional bisnis.

8. Fokus pada kepemilikan aset berwujud, seperti properti dan emas, dibanding aset tidak berwujud seperti hak kekayaan intelektual.

Dengan prinsip-prinsip tersebut, tidak mengherankan jika banyak bisnis yang dimiliki oleh keturunan Tionghoa bergerak di bidang yang menghasilkan produk nyata, seperti real estate, industri pelayaran, perdagangan ekspor-impor, dan manufaktur.

Karakteristik bisnis mereka juga cenderung eksklusif. Banyak perusahaan dikelola secara ketat oleh anggota keluarga, sehingga lingkup pengendaliannya lebih efisien. Dalam banyak kasus, perusahaan ini diwariskan secara langsung ke anggota keluarga yang dianggap mampu, meskipun terkadang belum tentu memiliki kompetensi bisnis secara profesional.

Uniknya, pendekatan ini justru berhasil. Banyak pengusaha keturunan Tionghoa mengadopsi prinsip kuno, "Lebih baik menjadi kepala ayam daripada ekor sapi besar." Prinsip ini mencerminkan semangat kewirausahaan tinggi: lebih baik memiliki usaha kecil milik sendiri daripada menjadi karyawan di perusahaan besar.