Menurut Iwan, ketika permintaan terhadap bahan pangan lokal meningkat secara masif dan konsisten, maka UMKM akan terdorong untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk mereka. Hal ini secara langsung akan membuka lapangan kerja baru di sektor hulu dan hilir serta mengurangi ketimpangan ekonomi antara kota dan desa.
Selain aspek penyediaan bahan baku, Iwan juga menyoroti pentingnya memperkuat ekosistem pembiayaan program MBG agar tidak sepenuhnya membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia menyarankan agar pemerintah mulai mengeksplorasi skema pendanaan alternatif, seperti kerja sama bilateral dengan negara sahabat dan pendanaan multilateral dari lembaga internasional yang fokus pada ketahanan pangan, pendidikan, dan gizi anak.
“Negara seperti Jepang, Jerman, atau lembaga seperti UNICEF dan World Bank bisa menjadi mitra strategis dalam mendukung pendanaan program MBG. Selain itu, pendekatan public-private partnership (PPP) juga bisa dimanfaatkan agar sektor swasta ikut berkontribusi,” tambahnya.