Tampang

Metode Sederhana Jepang Yang Ampuh Menata Kulkas dan Mengurangi Limbah Makanan

13 Agu 2024 08:57 wib. 300
0 0
Metode Sederhana Jepang Yang Ampuh Menata Kulkas dan Mengurangi Limbah Makanan
Sumber foto: Google

Patut dicatat bahwa “best-by” dan “use-by” (“digunakan sebelum”) masing-masing memiliki makna berbeda. Menurut Watanabe, kedua label ini bukan selalu bermakna suatu produk tidak lagi baik, terutama dalam kasus makanan fermentasi.

“Makanan memang pada akhirnya akan rusak dan tidak aman untuk dimakan, jadi kita harus memastikan mengonsumsinya sebelum itu,” ujarnya.

Menurut Watanabe, produsen cenderung konservatif dalam perkiraan mereka. Jadi, Anda tidak perlu terlalu khawatir apabila makanan lewat dari tanggal “digunakan sebelum”.

Alih-alih membuang makanan berdasarkan label “baik digunakan sebelum” atau “best-by”, Watanabe menyarankan menggunakan indra-indra mereka untuk beberapa item berisiko rendah seperti bumbu, produk segar, makanan panggang, dan makanan fermentasi seperti yogurt dan keju.

Okayama dan Watanabe berpendapat bahwa strategi multi-aspek yang mencakup edukasi masyarakat dan teknik praktis mengatur isi kulkas dapat membantu pengurangan mengurangi limbah makanan,

Untuk menguji pendekatan ini, Okayama dan Watanabe mencari mitra pemerintah yang bersedia untuk diuji. Mereka menemukannya di Arakawa, satu lingkungan tempat tinggal di utara Tokyo yang berkomitmen mengurangi limbah makanan.

Sejak tahun 2008, Dinas Lingkungan dan Kebersihan Arakawa mempromosikan proyek bernama “Operasi Arakawa Mottainai”. Mottainai adalah ungkapan dalam bahasa Jepang untuk mengekspresikan rasa menyesal setelah melakukan pemborosan.

Yukiko Miyazaki, salah satu pejabat tinggi Dinas Arakawa, mengatakan pihaknya sudah mencoba berbagai strategi perubahan perilaku selama bertahun-tahun. Akan tetapi, Miyazaki mengakui efektivitas dari strategi-strategi ini sulit diukur. Tim penguji memilih dua kompleks apartemen di Arakawa. Satu untuk intervensi eksperimental, sementara satunya lagi sebagai kontrol.

Pertama-tama, Watanabe dan Okayama menghabiskan beberapa hari memilah sekitar satu ton limbah dari apartemen-apartemen tersebut. Mereka memisahkan, menimbang, dan mencatat semua makanan yang terkandung di dalamnya. Watanabe dan Okayama menemukan sisa makanan bercampur dengan buah dan sayuran utuh, serta kemasan-kemasan mie, roti, makanan ringan, daging, saus, tahu, ikan, minuman, dan onigiri yang belum dibuka. Kotak-kotak mewah berisi kue, cokelat, dan makanan manis lainnya yang tidak tersentuh atau hampir tidak dimakan adalah produk lainnya yang umum ditemukan. Menurut Okayama, makanan ini “diberikan sebagai hadiah, tetapi tidak ada yang makan”.

Tim peneliti juga mencatat banyaknya makanan fermentasi yang ditemukan, terutama yogurt. Watanabe mengatakan hal ini merupakan kesalahpahaman konsumen tentang makanan.

“Makanan fermentasi masih ‘hidup’, jadi mereka tidak mudah rusak.”

Selanjutnya, Okayama dan Watanabe mengadakan pertemuan sukarela dengan penghuni kompleks apartemen bernama Sky Heights untuk memperkenalkan proyek tersebut. Keduanya memberikan kuliah singkat tentang limbah makanan, pemahaman tentang tanggal kedaluwarsa, dan memperkenalkan serangkaian “langkah kecil” yang diharapkan dapat secara halus mengarahkan orang menuju pilihan perilaku positif tanpa komitmen besar.

“Langkah kecil” ini antara lain termasuk teknik pengaturan kulkas yang lebih cerdas. Siapa saja yang ingin mengurangi limbah makanan bisa mencobanya.

Sebagai permulaan, Watanabe dan Okayama memberikan pita perekat berwarna merah-putih kepada para penghuni apartemen. Pita ini digunakan untuk menandai bagian kulkas yang dikhususkan untuk makanan-makanan yang masa kedaluwarsanya cepat habis, Pita ini juga bisa ditempelkan langsung di produk yang perlu segera dimakan supaya mencolok. Watanabe dan Okayama juga membagikan baki plastik bening terbuka supaya makanan yang cepat basi bisa lebih mencolok dan gampang diambil. Para peneliti juga membagikan stiker bergambar dua orang dengan tangan bersimpuh dengan pesan: “Aku tidak bisa memakanmu. Maaf sekali”.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.