Warung Mbok Yem bukan hanya sekadar tempat mengisi perut atau menghangatkan tubuh. Bagi banyak pendaki, tempat itu adalah simbol ketangguhan, kehangatan, dan kerendahan hati. Tak sedikit pula yang menjadikannya sebagai titik pelepas lelah sekaligus ruang kontemplasi sebelum atau sesudah menaklukkan puncak.
Di balik tubuhnya yang mungil dan usia yang semakin menua, Mbok Yem menunjukkan ketangguhan luar biasa. Ia bertahan puluhan tahun di puncak gunung, membawa sendiri logistik naik turun gunung, dan tetap melayani para pendaki dengan senyuman.
Julukan “Penjaga Puncak Lawu” tak pernah lepas darinya. Tak hanya karena ia menetap di sana selama bertahun-tahun, tapi juga karena keberadaannya memberi rasa aman dan damai bagi para pendaki yang datang dari seluruh penjuru Indonesia.
Kabar Mbok Yem meninggal dunia langsung menyebar di media sosial dan komunitas pendaki. Banyak yang menyampaikan belasungkawa mendalam, disertai kenangan pribadi mereka ketika singgah di warung Mbok Yem.