Namun, sayangnya, seiring perkembangan zaman, keberadaan tukang ojek sampan semakin tergerus. Kemajuan teknologi membawa perubahan besar dalam pelayanan transportasi, membuat wisatawan cenderung beralih ke moda transportasi yang lebih modern. Hal ini mengakibatkan jumlah penumpang yang menggunakan jasa sampan Bakar semakin sedikit dari hari ke hari.
Masa kejayaan Bakar sebagai tukang ojek sampan perlahan surut. Ia pun harus menghadapi kenyataan bahwa profesi yang telah membesarkannya dan keluarganya tidak lagi mampu memberikan penghidupan yang cukup. Meskipun begitu, Bakar tetap tegar dan tidak pernah menyerah. Ia tetap mengayuh sampannya setiap hari, meskipun hanya mendapatkan sedikit penumpang.
Meskipun mungkin sudah tidak sepopuler dulu, sampan kesayangan Bakar tetap menjadi peneman setia bagi hari-harinya. Ia menghabiskan masa tuanya dengan sederhana namun penuh kebahagiaan, mengenang masa-masa kejayaan dalam mengayuh sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa. Meski pendapatan yang didapatkan tidak sebanyak dulu, namun Bakar merasa bahagia bisa tetap menjalani pekerjaan yang telah ia cintai selama bertahun-tahun.
Kisah Bakar memberikan banyak pelajaran berharga. Ia mengajarkan keteguhan hati, kegigihan, dan kebahagiaan yang tidak selalu berkaitan dengan kemewahan materi. Meskipun zaman terus berubah, namun semangat dan kecintaan Bakar terhadap sampan kesayangannya tetap tidak pernah pudar. Ia tetap tabah mengarungi kehidupan, menjadikan sampan kecilnya sebagai simbol kebahagiaan sejati.