Dalam sejarah perang salib pertama, para pemimpin Kristen Eropa meluncurkan serangan militer ke Timur dengan tujuan merebut kembali wilayah yang diambil alih oleh kekuatan Muslim. Para pemimpin seperti Urban II, Paus pada masa itu, menggalang dukungan untuk perang salib dengan menyerukan pembebasan Tanah Suci dari kekuatan Muslim. Keyakinan agama dan ambisi politik menjadi pendorong utama di balik gerakan perang salib.
Perang salib pertama berlangsung selama hampir satu abad, dengan serangkaian konflik dan pertempuran antara pasukan Kristen dan Muslim. Meskipun terjadi beberapa kemenangan sementara bagi para pemimpin Kristen, namun perang salib pertama berakhir dengan kegagalan besar bagi para penyerbu Kristiani. Pada 1187, pasukan Saladin merebut kembali Yerusalem dari tangan Tentara Salib, yang menandai akhir dari upaya untuk merebut kembali wilayah tersebut.
Pertempuran-pertempuran penting seperti Manzikert telah menciptakan dampak yang mendalam dalam sejarah perang salib. Peristiwa ini tidak hanya menciptakan efek langsung terhadap dunia politik dan agama di Eropa dan Timur Tengah pada masa itu, namun juga mempengaruhi tatanan sosial, ekonomi, dan budaya di kedua wilayah tersebut.