Selain perubahan iklim, aktivitas manusia juga turut berperan dalam memperluas gurun Sahara. Praktik-praktik pertanian yang tidak berkelanjutan seperti deforestasi dan penggunaan air secara berlebihan dapat menyebabkan degradasi tanah. Hal ini berkontribusi pada meningkatnya tingkat erosi dan penurunan kualitas tanah, yang pada akhirnya dapat memperluas wilayah gurun. Selain itu, perluasan perkebunan, pembangunan infrastruktur, dan eksploitasi sumber daya alam juga berdampak pada perluasan gurun Sahara.
Bergantung pada musim juga menjadi faktor yang memengaruhi perubahan wilayah gurun Sahara. Pergerakan pasir yang dipercepat selama musim angin dan penurunan curah hujan secara periodik dapat memperluas gurun secara signifikan. Selain itu, fenomena alam seperti El Nino dan La Nina juga berpengaruh terhadap pola musim hujan dan musim kering di wilayah tersebut.
Konsekuensi dari perluasan gurun Sahara ini sangat signifikan. Wilayah Sahel, yang merupakan wilayah transit antara gurun dan hutan hujan, mengalami tekanan ekstrem akibat ketidakstabilan lingkungan dan kekeringan yang semakin memburuk. Masyarakat di wilayah ini terancam oleh kelangkaan air, penyakit, kelaparan, dan konflik atas sumber daya alam yang terbatas. Dampaknya juga dirasakan jauh melampaui wilayah tersebut, termasuk dalam hal migrasi, gangguan ekosistem global, dan ketidakstabilan politik.