Tampang.com | Seorang desainer tata busana asal London, Inggris, baru-baru ini menciptakan inovasi yang memadukan fashion dengan keberlanjutan lingkungan. Ia merancang pakaian dalam berbahan rumput laut untuk ibunya, yang sedang dalam pemulihan setelah menjalani perawatan kanker payudara. Tujuan dari desain ini adalah untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang sering dirasakan pasien saat menjalani proses pemulihan, sekaligus memberikan solusi ramah lingkungan yang sangat relevan di era modern ini.
Inovasi ini dimulai dengan sebuah inspirasi pribadi. Si desainer, yang merasa prihatin dengan kondisi ibunya selama proses pemulihan, mencari alternatif bahan pakaian yang lebih nyaman, lembut, dan juga dapat membantu meredakan iritasi kulit yang biasa terjadi akibat penggunaan pakaian dalam berbahan sintetis. Ia kemudian menemukan rumput laut sebagai bahan yang sangat potensial. Rumput laut, selain memiliki sifat antibakteri dan anti-inflamasi, juga merupakan bahan alami yang ramah lingkungan dan dapat terurai dengan mudah di alam.
Proses pembuatan pakaian dalam ini cukup menarik. Bubuk rumput laut yang kaya akan nutrisi dan zat aktif kemudian dicampur dengan selulosa ekaliptus, sebuah bahan yang dikenal memiliki sifat alami yang lembut dan aman di kulit. Selanjutnya, campuran ini diolah menjadi serat yang kemudian diproses menjadi kain. Serat dari rumput laut ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki tekstur yang lembut, menyerap kelembapan dengan baik, dan memiliki sifat antimikroba, yang membuatnya sangat cocok untuk digunakan dalam pakaian dalam yang sering bersentuhan langsung dengan kulit.