Pemuda-pemuda rugby itu, dalam keadaan terpaksa, akhirnya terpaksa melakukan hal yang mustahil: mereka memakan daging dari jenazah sesama penumpang yang sudah meninggal, hal ini merupakan pilihan terberat yang harus mereka ambil demi bertahan hidup. Terlepas dari kontroversi moral di balik tindakan tersebut, keputusan yang diambil itu ternyata berhasil menyelamatkan nyawa mereka.
Selama 72 hari para korban kecelakaan pesawat tersebut bertahan hidup di area gunung yang terpencil. Mereka harus menghadapi rasa lapar, kedinginan, dan ketakutan yang terus menerus. Namun, keberanian dan tekad yang mereka tunjukkan menjadi inspirasi bagi orang-orang di seluruh dunia.
Keberhasilan mereka dalam bertahan hidup menjadi studi kasus bagi para peneliti dan ahli survival. Mereka menggambarkan bagaimana manusia bisa bertahan hidup di lingkungan yang paling ekstrem dan dengan sumber daya yang sangat minim. Kisah ini juga memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan kerja sama dalam situasi yang genting, dimana para korban saling mendukung satu sama lain untuk tetap bertahan hidup.