Tampang

Jejak Fosil 1,9 Juta Tahun Ungkap Nenek Moyang Orangutan Raksasa, Pernah Hidup Sezaman dengan Manusia Purba?

13 Jun 2025 11:55 wib. 205
0 0
Jejak Fosil 1,9 Juta Tahun Ungkap Nenek Moyang Orangutan Raksasa, Pernah Hidup Sezaman dengan Manusia Purba?
Sumber foto: iStock

Keberhasilan ini tidak lepas dari lingkungan tempat fosil ditemukan, yaitu kawasan hangat dan lembab yang ternyata mampu melestarikan jejak protein selama jutaan tahun. Para peneliti optimis bahwa teknik genetika canggih seperti ini juga dapat digunakan untuk menganalisis fosil manusia purba, yang sebagian besar juga ditemukan di daerah tropis.


Gigantopithecus: Raksasa Darat yang Pecinta Buah

Berbeda dari orangutan modern yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon, Gigantopithecus diperkirakan lebih banyak beraktivitas di permukaan tanah. Bentuk tubuhnya yang besar membuatnya tidak leluasa untuk hidup arboreal seperti sepupunya saat ini.

Para ilmuwan juga menemukan lubang-lubang kecil pada fosil gigi Giganto yang mengindikasikan pola makan herbivora, dengan buah-buahan sebagai konsumsi utama. Ini memperkuat dugaan bahwa kera purba ini adalah bagian dari ekosistem hutan tropis yang kaya akan flora.


Kepunahan Giganto dan Kemanusiaan yang Tidak Pernah Bertemu

Salah satu fakta paling menarik dari penelitian ini adalah bahwa Gigantopithecus punah sekitar 300.000 tahun yang lalu, hampir bersamaan dengan kemunculan Homo sapiens pertama di Afrika. Hal ini memunculkan pertanyaan besar: apakah nenek moyang manusia pernah bertemu dengan raksasa hutan Asia ini?

Para peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan besar manusia purba tidak pernah berjumpa langsung dengan Gigantopithecus, apalagi menyebabkan kepunahannya. Sebaliknya, faktor utama yang diduga menjadi penyebab kepunahan adalah perubahan iklim yang drastis, yang berdampak pada ketersediaan makanan dan habitat alami mereka.


Terobosan Genetika dan Masa Depan Studi Evolusi

Welker optimis bahwa teknik genetika dan ekstraksi protein dari fosil bisa menjadi alat penting dalam menelusuri jejak evolusi manusia dan primata lainnya. Karena hampir semua fosil hominin ditemukan di wilayah beriklim subtropis, metode ini dinilai sangat potensial untuk memperkaya pemahaman kita mengenai hubungan evolusioner antara manusia dan kerabat purbanya.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?