Dampak dari letusan tersebut pun tidak dapat diabaikan. Asap vulkanik setinggi 1500 meter di atas puncak kawah Jonggring Saloko telah menyebabkan hujan abu di sekitar wilayah Gunung Semeru. Ini dapat mengganggu aktivitas masyarakat dan kesehatan mereka, terutama bagi yang memiliki gangguan pernapasan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker dan menjauhi wilayah yang berpotensi terdampak.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang bersama instansi terkait telah melakukan koordinasi dan persiapan untuk menghadapi dampak dari letusan Gunung Semeru. Bantuan logistik dan perlindungan terhadap masyarakat yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung terus disiapkan. Dukungan serta kewaspadaan dari semua pihak diharapkan dapat meminimalisir kerugian akibat bencana alam ini.
Kepedulian terhadap lingkungan sekitar juga menjadi perhatian utama. Letusan Gunung Semeru dapat meninggalkan jejak kerusakan ekosistem dan lingkungan. Sehingga, upaya pemulihan pasca-letusan juga perlu dilakukan dengan serius. Hal ini untuk menjaga kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem di sekitar wilayah Gunung Semeru.