Sebuah penemuan arkeologis yang mencengangkan terjadi pada September 2003, ketika dua peneliti bernama Peter Brown dan Mike J. Morwood bersama-sama dengan tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan fosil manusia purba yang berusia sekitar 18.000 tahun di Pulau Flores, Indonesia. Penemuan ini mengubah pandangan dunia terhadap sejarah evolusi manusia dan memberikan wawasan baru tentang dunia purba.
Fosil manusia purba yang ditemukan di Pulau Flores ini kemudian dikenal dengan sebutan Homo floresiensis adalah spesies manusia purba berukuran kecil yang mendiami Pulau Flores atau lebih populer dengan sebutan "Hobbit". Penamaan "Hobbit" sendiri diambil dari tokoh karya J.R.R. Tolkien yang memiliki tubuh mungil dan tinggal di dunia fantasi. Fosil yang ditemukan ini memiliki tinggi sekitar 3 kaki atau sekitar 1 meter, serta memiliki otak yang relatif kecil, tetapi walaupun demikian, Homo floresiensis diyakini memiliki kemampuan berpikir dan beradaptasi yang luar biasa.
Penemuan ini penting karena mendukung teori bahwa manusia modern bukanlah satu-satunya spesies manusia purba yang pernah hidup di Bumi. Sebelum ditemukannya Homo floresiensis, telah diketahui bahwa Neanderthal dan Denisovan adalah spesies manusia purba lain yang pernah hidup di dunia ini. Namun, penemuan "Hobbit" ini membuktikan bahwa garis evolusi manusia jauh lebih kompleks daripada yang sebelumnya kita ketahui.