Gunung Lewotobi, salah satu gunung yang terletak di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, kembali menghebohkan masyarakat setelah melakukan erupsi terbaru. Pada tanggal 1 Mei 2021, gunung tersebut mencatat kolom abu vulkanik yang mencapai tinggi hingga 10 kilometer di atas puncaknya. Hal tersebut mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memperluas zona bahaya di sekitar gunung tersebut. Radius bahaya kini mencapai 8 kilometer dari puncak Gunung Lewotobi, dan pemerintah terus memantau apakah perluasan zona bahaya perlu ditambah.
Erupsi terbaru Gunung Lewotobi mengingatkan kita bahwa Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam, termasuk letusan gunung api. Sebagai negara dengan sekitar 130 gunung api aktif, Indonesia terletak dalam cincin api dunia yang rawan terhadap letusan gunung berapi. Oleh karena itu, pemantauan dan upaya mitigasi bencana gunung api merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Kegiatan vulkanik Gunung Lewotobi tercatat sudah sejak zaman prasejarah. Gunung ini tidak hanya memiliki keindahan alam yang mempesona, tetapi juga memancarkan kekuatannya yang maha dahsyat. Meskipun sering mengalami erupsi kecil-kecil, namun erupsi terbaru ini merupakan yang terbesar dalam beberapa waktu terakhir. Kolom abu setinggi 10 kilometer merupakan sebuah peringatan bahwa kegiatan vulkanik di gunung ini harus dipantau secara ketat.