Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kembali memperpanjang penutupan jalur pendakian Gunung Semeru hingga waktu yang belum ditentukan. Keputusan ini diambil sebagai tindak lanjut atas imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi sepanjang Februari 2025.
Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menegaskan bahwa keselamatan pendaki menjadi prioritas utama dalam kebijakan ini. Menurutnya, kondisi cuaca yang tidak menentu dapat menimbulkan risiko besar bagi para pendaki, seperti longsor, banjir lahar dingin, serta angin kencang di jalur menuju puncak Mahameru.
"Keputusan ini diambil berdasarkan prediksi cuaca dari BMKG yang memperingatkan adanya hujan deras dan angin kencang di wilayah Gunung Semeru. Kami tidak ingin mengambil risiko terhadap keselamatan para pendaki," kata Rudijanta dalam keterangannya, Rabu (5/2/2025).
Sebelumnya, jalur pendakian Semeru telah ditutup sejak akhir 2024 karena alasan serupa. Penutupan semula dijadwalkan berlangsung hingga 8 Februari 2025, namun kini diperpanjang tanpa batas waktu yang pasti.
BMKG melaporkan bahwa wilayah Jawa Timur, termasuk kawasan Gunung Semeru, masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem yang ditandai dengan curah hujan tinggi dan angin kencang.