Kondisi tersebut semakin memperburuk kesehatan warga Desa Gunungsari. Terbatasnya akses terhadap air bersih meningkatkan risiko penyakit kulit, infeksi mata, dan masalah pencernaan. Anak-anak pun menjadi rentan terhadap dehidrasi dan penyakit yang disebabkan oleh kebersihan yang kurang.
Pemerintah setempat telah mencoba membantu dengan mengirimkan mobil tangki air ke desa-desa yang terkena dampak krisis air bersih. Namun demikian, ketersediaan air bersih masih jauh dari mencukupi kebutuhan warga. Upaya konservasi air dan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik perlu segera dilakukan agar kondisi ini tidak semakin memburuk.
Selain itu, masyarakat perlu diberikan edukasi mengenai pengelolaan air yang lebih bijaksana. Penggunaan air harus diprioritaskan untuk keperluan yang benar-benar penting, seperti minum, memasak, dan mandi. Kebiasaan yang boros dalam penggunaan air perlu diubah menjadi kebiasaan yang lebih hemat.
Krisis air bersih yang melanda Desa Gunungsari merupakan cerminan dari masalah yang lebih besar, yaitu keterbatasan sumber daya air yang semakin mengkhawatirkan. Untuk itu, perlu adanya tindakan nyata baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keberlangsungan sumber air, bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Kita tidak boleh tinggal diam saat satu demi satu tetes air bersih menguap dan menghilang di tengah hutan yang perlahan mati.