"Banjir ini membawa sedimen ke wilayah terdampak dan pada akhirnya hanya meningkatkan ketinggian daratan di daerah itu," lanjut Eko, menjelaskan lebih dalam tentang fenomena ini. Hal ini memberikan gambaran bahwa meskipun saat ini terdapat isu banjir, dampaknya pada geografi dan topografi tidak sama sekali mendukung kembalinya Selat Muria.
Pengamatan dan studi lapangan di sejumlah desa serta kota di sekeliling daerah tersebut menunjukkan bahwa dampak aktivitas manusia tetap menjadi elemen dominan yang perlu diperhatikan. Dengan mempertimbangkan prediksi dan data yang terus berkembang mengenai perubahan permukaan tanah dan kenaikan air laut, ilustrasi mengenai potensi kemunculan kembali Selat Muria menjadi semakin kompleks.
Beberapa masyarakat lokal tampak optimistis terkait isu ini, bahkan ada yang merencanakan inisiatif untuk melestarikan sejarah dan budaya lokal di sekitar Gunung Muria. Mereka percaya bahwa dengan memahami sejarah dan kondisi sekarang ini, potensi mitigasi serta adaptasi terhadap tantangan iklim di masa mendatang dapat lebih ditingkatkan.