Kebijakan ini bukan tanpa sebab. Pemerintah DKI Jakarta berupaya untuk bertransformasi menuju kota yang lebih berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, Jakarta telah menghadapi banyak sekali permasalahan transportasi dan polusi. Dengan meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum, harapannya adalah menurunkan angka kendaraan pribadi di jalanan Kota Jakarta, yang merupakan salah satu kota dengan tingkat kemacetan terparah di dunia.
Bila melihat dari sisi positif, kebijakan ini juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi para pengemudi ojol dan juga pengemudi Transjakarta. Hari Rabu yang telah menjadi rutinitas bagi ASN untuk naik angkutan umum, membuat pendapatan mereka meningkat tajam. "Hari biasa, saya mungkin hanya mendapatkan tiga sampai empat orderan dalam satu jam. Namun, saat Rabu, bisa mencapai delapan sampai sembilan orderan," ungkap Sigit dengan semangat.
Tidak hanya menguntungkan pengemudi saja, momen ini juga menarik perhatian masyarakat umum. Banyak dari mereka yang merasa antusias melihat lembaga pemerintahan turut serta dalam program pengurangan polusi. "Kami senang melihat ASN berperan dalam perubahan ini. Ini adalah contoh baik yang harus diikuti oleh semua orang," tutur Andi, seorang pekerja kantoran yang kebetulan menggunakan Transjakarta.