Akibat dari wabah Covid-19 memicu inovasi di bidang teknologi, di mana saat ini telah ada kampus metaverse. Metaverse ini memberi kesempatan pelaksanaan perkuliahan di dunia maya. Teknologi metaverse memungkinkan beberapa pengaplikasian di bidang pendidikan. Salah satunya, guru mata pelajaran Geografi tidak mesti membawa anak didiknya pergi ke sebuah tempat untuk menyaksikan fenomena gunung meletus atau tsunami.
Demikian juga guru mata pelajaran Sejarah tak perlu repot-repot membawa siswa-siswinya ke museum hanya sekedar untuk melihat sebuah peristiwa bersejarah. Pasalnya metaverse memungkinkan pembelajaran yang sebelumnya cuma dilihat lewat buku, foto, maupun video dalam 2 dimensi menjadi suatu pengalaman yang disaksikan secara nyata dan bisa langsung dirasakan oleh para siswa lewat VR.
Dengan merasakan pengalaman virtual secara langsung, siswa akan gampang mengingat dan memahami konsep dari mata pelajaran itu. Metaverse pun akan memberikan efek positif untuk dunia pendidikan karena teknologi ini memungkinkan guru dan siswa memanfaatkan waktu secara efisien dalam aktivitas belajar mengajar.
Metaverse adalah konsep semesta virtual kolaboratif yang memadukan interaksi manusia dengan avatar dan beragam produk serta layanan lainnya antara dunia nyata dengan dunia digital yang tanpa batas. Bisa disebut metaverse adalah versi terbaru dari VR (Virtual Reality) tanpa komputer. Pemakai bisa memasuki dunia virtual memakai perangkat berbentuk headset atau kacamata berdasar AR (Augmented Reality) ataupun VR (Virtual Reality).
