Tampang

Kapan Nikah?

14 Agu 2017 22:23 wib. 1.210
0 0
Kapan Nikah?

“Kapan nikah?” Ini adalah salah satu pertanyaan favorit sanak saudara ketika bertemu setelah lama tak bertemu kepada para lajanger. Kalau kita tinjau ulang apa makna di balik pertanyaan ini, mungkin para lajanger tak perlu terlalu gusar ketika mendapatkan pertanyaan ini, khususnya ketika lebaran! Lebaran yang notabene hari bermaaf-maafan dan bersuka cita, kadang bisa berubah menjadi hari yang mellow, jika para lajanger tak cukup mental untuk menerima pertanyaan ini. Bahkan, saking hebohnya, ada banyak broadcast terkait pertanyaan ini. Pertanyaan ini, bahkan bisa bertarif lho! Tanya kapan nikah bayar 1 juta, tanya kapan lulus bayar 750 ribu, dan pertanyaan-pertanyaan tipikal penggusar mood lainnya. Para lajanger bisa mendadak kaya, jika memang para penanya serius melakukan seperti apa yang ada di broadcast tersebut. Sayangnya, itu hanya ada di broadcast saja, tak ada yang menjadi nyata. Kalaupun ada, mungkin sangat langka terjadi.

Kalau dilihat dari sudut pandang penanya, sebenarnya tak ada maksud hati untuk menggusarkan, me-mellow-kan, atau memunculkan rasa negatif lainnya. Penanya sebenarnya hanya ingin menyapa lajanger, hanya saja ia tak menyiapkan pertanyaan lainnya dan yang keluar dengan cepat hanyalah, “Kapan nikah?” Jadi intinya, penanya, memiliki masalah dalam membuat berbagai variasi kalimat tanya. Nah, kemungkinan selanjutnya adalah, penanya sebenarnya memiliki calon untuk para lajanger, hanya saja ia salah pertanyaan.  Padahal bisa saja ia bertanya, “Mau ngga kenalan sama teman aku?”

Nah, para lajanger pun, hendaknya kuatkan hati dan pikiran, ketika suatu saat pertanyaan ini menghampiri. Ini bukanlah berarti orang tersebut ‘kepo’ atau ingin menyakiti perasaan para lajanger. Sebenarnya orang ini peduli padamu. Jawablah pertanyaan tersebut dengan permintaan doa agar kelak bisa dipertemukan dengan calon mempelai.  Duhai para penanya, tak perlu kau tanya-tanya juga, “Kapan nikah?” Para lajanger ini akan memberitahukan tanggal nikah plus undangannya,  jika memang sudah ada calon mempelainya.

Berkomunikasi memang penting dan perlu, bisa saling menjawab, bertanya. Namun, dalam bertanya, pikirkan juga apa reaksi lawan bicara kita. Jangan sampai apa yang kita sampaikan, bukannya menjalin komunikasi, namun malah menyakiti satu sama lain.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?