Tutup Iklan
hijab
  
login Register
Ilmuwan Menemukan Apa yang Memusnahkan Hiu Mengerikan Ini

Ilmuwan Menemukan Apa yang Memusnahkan Hiu Mengerikan Ini

7 Juli 2017 | Dibaca : 2141x | Penulis : Rio Nur Arifin

Selama beberapa dekade, para ilmuwan hanya dapat berspekulasi tentang apa yang memusnahkan hiu terbesar dalam sejarah (tiga kali ukuran kulit hiu putih hari ini). Saat ini, mereka pikir akhirnya mereka mengetahuinya.

Zaman es terakhir diyakini secara luas setidaknya menyebabkan sebagian terjadinya peristiwa kepunahan besar di daratan. Teori dominan dalam komunitas ilmiah adalah bahwa mahluk air besar yang tinggal di sekitar waktu ini kurang terpengaruh oleh pergeseran suhu ekstrim es.

Namun penelitian baru dari University of Zurich menunjukkan bahwa kepunahan massal yang sebelumnya tidak diketahui telah mengubah lautan, membunuh hingga 55 persen mamalia laut, 43 persen penyu laut, 35 persen burung laut, dan sembilan persen hiu sekitar 2 Jutaan tahun yang lalu, bahkan sebelum zaman es.

Sifat dari peristiwa kepunahan tidak pasti, namun para periset mengatakan bahwa hal itu melibatkan hilangnya habitat akibat pergeseran permukaan air laut.

"Sungguh mengherankan bahwa peristiwa kepunahan seperti ini, di antara hewan terbesar di lautan, bisa tidak terdeteksi sampai sekarang," rekan penulis studi Dr. John Griffin, mengatakan kepada jaringan ITV. "Ini menjungkirbalikkan asumsi bahwa keanekaragaman hayati lautan tahan terhadap perubahan lingkungan dalam sejarah Bumi akhir-akhir ini."

Memang, beberapa ilmuwan sekarang percaya bahwa peristiwa kepunahan massal ini menghancurkan megalodon, setengah dari semua spesies penyu, dan juga paus.

Pergeseran permukaan air laut dan perbedaan mangsa laut cenderung menyebabkan jenis pemangsa baru muncul di darat saat habitat pesisir berubah.

Pembukaan rantai makanan kehidupan laut juga membuka jalan bagi makhluk lain untuk berkembang, termasuk beruang kutub dan penguin bermata kuning, yang sekarang dianggap sebagai hasil langsung dari kepunahan massal yang baru ditemukan.

Jika peristiwa kepunahan ini terjadi di masa lalu yang sangat jauh, penemuan bersejarah ini datang dengan sebuah peringatan untuk masa depan kita.

"Studi ini menunjukkan bahwa megafauna laut jauh lebih rentan terhadap perubahan lingkungan global pada masa lalu geologi daripada yang sebelumnya telah diasumsikan," sebuah pernyataan mengenai catatan penelitian tersebut. "Saat ini, spesies laut besar seperti paus atau anjing laut juga sangat rentan terhadap pengaruh manusia."

Megalodon sudah lama hilang, namun paus dan kura-kura modern mengikuti jalur yang sangat mirip dengan pendahulunya.

Dan jika sejarah memang mengulangi dirinya sendiri, kepunahan masal keenam di darat akan segera datang.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Giampiero Ventura Dipecat, Siapa Pelatih Italia Selanjutnya?
16 November 2017, by Rachmiamy
Italia gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 Rusia. Dari dua kali bertanding, Italia kalah secara agregat 0-1 dari Swedia. Italia pun harus merasakan ...
Pernikahan Kahiyang Akan Dihelat 8 November 2017
19 September 2017, by Rindang Riyanti
Keluarga Presiden Joko Widodo telah menentukan tanggal pernikahan untuk putri satu-satunya, Kahiyang Ayu. Kahiyang Ayu adalah satu-satunya anak perempuan ...
Pemprov Jawa Barat Gelontorkan Dana Milyaran Rupiah untuk Sanitasi Berbasis Masyarakat
20 November 2017, by Admin
  Tampang.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) telah mengelontorkan anggaran untuk progran Sanitasi berbasis masyarakat di 18 ...
Bagaimana Tidur Mampu Memperbaiki Memori dan Gangguan Belajar?
5 Oktober 2017, by Rio Nur Arifin
Sebuah penelitian telah memberi pengetahuan baru tentang bagaimana tidur memberi kontribusi pada plastisitas otak (kemampuan otak kita untuk mengubah dan ...
Badan Sehat dengan Minum Jus Pare Jahe Tiap Pagi, Ini Manfaat Lengkapnya
11 Maret 2018, by Ghilman Azka Fauzan
Tampang.com - Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di pagi hari yang baik untuk kesehatan kamu. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi jus di pagi hari. Jika ...
Berita Terpopuler
Polling
Permadi Arya dibayar APBN atau Bukan?
#Tagar
 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved
 
Tutup Iklan
hijab