Tampang - Badai konflik dualisme dalam internal partai sepertinya masih terus berlanjut. Kali ini, Partai Hanura yang terdampak dengan badai tersebut. Seperti yang telah diketahui bersama, Partai Hanura sedang dirundung dualisme kepengurusan di tingkat pusat. Hal ini, setelah kubu Ambhara secara resmi memecat Oesman Sapta Odang alias Oso melalui munaslub beberapa hari yang lalu. Munaslub tersebut memutuskan Daryatmo yang menggantikan Oso sebagai ketua umum.
Namun, kubu Oso ternyata tidak mundur. Hal ini akhirnya berdampak terjadinya konflik di internal tubuh partai Hanura. Beberapa pengamat menyampaikan bahwa hal ini menunjukkan bahwa manajemen konflik dalam tubuh partai Hanura tidak dikelola dengan baik. Pengamat politik POINT Indonesia, Arif Nurul Imam, menyampaikan bahwa hal ini akan menghambat konsolidasi partai menghadapi verifikasi parpol ke depan.
“Dualisme kepengurusan ini akan menghambat konsolidasi partai menghadapi verifikasi parpol, serta kerja-kerja politik menghadapi Pilkada,” ujar Arif kepada wartawan (21/01).
Arif menambahkan bahwa konsolidasi menjadi sangat penting karena Partai Hanura menghadapi pemilu 2019 mendatang. Dirinya khawatir bilamana Partai Hanura tidak lolos karena saat ini pun proses verifikasi partai oleh KPU masih berlangsung.
