Tutup Iklan
JasaReview
  
login Register
DN Aidit

Buku DN Aidit: Membela Pancasila

2 Juni 2017 | Dibaca : 46346x | Penulis : Tonton Taufik

Tahun 1964, DN Aidit sebagai tokoh PKI mengeluarkan buku "AIDIT MEMBELA PANTJASILA", masih ejaan lama, jika dengan ejaan EYD sekarang "AIDIT MEMBELA PANCASILA". Saat itu Dipa Nusantara Aidit, yang sering di tulis DN Aidit, sebagai ketua Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sebelum memakai nama Dipa Nusantara Aidit, nama aslinya Achmad Aidit. Dia tinggal sejak kecil sampai menjadi pemuda di Belitung. Aidit muda pada tahun 1936 meminta izin ke orang tuanya untuk melanjutkan ke Jakarta. Saat itu MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) ada di Jakarta, di Belitung belum ada.

Bakat kepemimpinannya terasah di MHS (Middestand Handel School), karena MULO sudah tutup pendaftarannya. Dia selalu berusaha menjadi pemimpin, dalam segala macam acara. Akibat terlalu aktif berorganisasi, Achmad Aidit tidak pernah menyelesaikan pendidikan formalnya di MHS.

Mengapa Achmad Aidit merubah nama menjadi Dipa Nusantara (DN) Aidit? Karena menurut perhitungannya DN bisa berarti Djafar Nawawi, seperti orang minangkabau.

Aidit sudah berkeliling di beberapa partai politk, sempat di Persatuan Timur Muda (Pertimu), Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia), bahkan sempat menjadi sekretaris pribadi Muhammad Hatta.

Pemikiran DN Aidit tentang pancasila, dituangkan di buku "AIDIT MEMBELA PANTJASILA", menyatakan bahwa PKI mendukung adanya Pancasila. DN Aidit berhasil meyakinkan Ir. Soekarno bahwa PKI bisa hidup berdampingan dengan banyak partai politik. PKI tidak menyatakan anti-agama, tetapi menyatakan bahwa agama tidak bisa mewakili PKI dalam menjalankan program dan politik PKI. Tujuan PKI yaitu membentuk masyarakat tanpa kelas dan tanpa exploitation de l'homme par l'homme (eksploitasi manusia oleh manusia). Jadi walaupun hampir semua anggota PKI beragama Islam, tetapi hal-hal yang ada di agama tidak bisa menjadi dasar mengambil keputusan dalam menjalankan PKI.

Hal yang menarik, Aidit menyatakan, bukan karena namanya partai komunis, kalau tidak revolusioner. Apapun itu jika tidak memiliki visi yang jauh ke depan, termasuk out of date. Jadi PKI bisa saja bermetamorfosis menjadi partai lain, asal memiliki revolusioner untuk merubah sesuatu yang stagnan, dengan tujuan masyarakat tanpa kelas.

Jadi walaupun Aidit membuat buku tentang pancasila, mendukung ketuhanan yang maha esa, tetapi dalam prilaku politiknya bertolak belakang. Sebuah kamuflase yang berhasil, PKI hampir berkuasa di Indonesia, jika saja TNI tidak turun tangan menangani permasalahan PKI, mungkin saja Indonesia menjadi negara komunis. TNI saat itu dibawah Mayjen Soeharto berhasil membuat semua aturan-aturan yang dibuat oleh Soekarno sebagai presiden, bisa dilibas, dengan kekuasaan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret). Soharto dengan Supersemar berhasil mengambil langkah strategis untuk membasmi PKI, yang berpura-pura mendukung Pancasila, tetapi ternyata hanya tipuan belaka. Karena pada saat itu, PKI menangkap para ulama-ulama, dan memberikan pengaruh bahwa agama itu tidak boleh mempengaruhi negara. PKI memposisikan Pancasila diatas Agama, sehingga ajaran-ajaran agama harus ditumpas.

"Agama adalah Candu...maka Revolusi Mental tak akan pernah Berhasil bila Rakyat Tak dijauhkan Dari Agama", ucap DN Aidit.

Jadi kesimpulannya, apapun nama partai, tidak perlu nama "Komunis", hanya untuk menjauhkan agama dari kehidupan bernegara. Bisa jadi awalnya dengan memposisikan Pancasila diatas Agama. Pancasila sebagai pedoman hidup, bukan lagi sebagai dasar negara. Sehingga bisa menjauhkan agama dari kehidupan bernegara.

DN Aidit merupakan tokoh politik yang tangguh pada masanya, penuh dengan tipu muslihat, dengan banyak topeng muka, sehingga bisa melakukan agresi pembunuhan para jenderal TNI. Aidit sebuah tanda koma yang masih berjalan, belum sampai titik. Tokoh politik yang misterius hingga saat ini. Walaupun sejarah telah melewatinya, dia tetap menjadi koma, belum benar-benar menjadi titik.

 

 

 

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Skema Dana Pensiun di Rombak. Kemenkeu : 75% Dari Gaji Pokok Terakhir Sangat Kecil
24 Agustus 2017, by Retno Indriyani
Tampang.com - Pemerintah terus memperhatikan kesejahteraan pegawai negeri sipil (PNS) bahkan hingga mereka pensiun. Dana pensiun yang terbilang kecil akan ...
Petinju Profesional dan Amatir Berebut Sabuk Tinju Bergengsi
15 November 2017, by Admin
Tampang.com - . Kayong Utara Boxing Championsip 2017, yang diselenggarakan malam ini (15/11), di kawasan Pantai Pulau Datok, Sukadana, Kabupaten Kayong Utara ...
mahasiswa UNM
4 Juli 2017, by Retno Indriyani
Tampang.com - Minat baca siswa yang semakin menurun membuat kita prihatin dan khawatir akan generasi penerus bangsa ini. Namun tak banyak orang yang peduli ...
Perhatian Penuh Perhatian Bisa Menjadi Stress-Buster Pada Saat Ujian
20 Desember 2017, by Slesta
Bagi mahasiswa yang stres pada saat ujian, sebuah studi baru menunjukkan bahwa ada cara sederhana untuk meningkatkan pelatihan kesadaran kesehatan mental ...
PT. Kaldu Sari Nabati Indonesia sedang membuka lowongan kerja nih!
11 Juli 2017, by Yusuf Nugraha
Posisi Pekerjaan : ANALISIS RISIKO Tanggung jawab pekerjaan : 1. Penilaian & Mitigasi Resiko. Mengidentifikasi risiko perusahaan secara keseluruhan ...
Berita Terpopuler
Polling
Permadi Arya dibayar APBN atau Bukan?
#Tagar
 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved
 
Tutup Iklan
hijab