Tampang.com- Sepekan jelang hari raya Idul Fitri, kendaraan yang melakukan perjalanan untuk mudik atau pulang kampung sudah mulai ramai. Fenomena mudik atau pulang kampung ini menjadi ciri khas tradisi yang ada di Indonesia dan mulai ditiru oleh negara lain seperti Malaysia. Banyak program mudik bareng yang ditawarkan pemerintah maupun pihak swasta untuk melayani para pemudik yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan orng ini demi kenyamanan mereka sampai ke tempat tujuan.
Fenomena mudik dengan mengendarai sepeda motor, masih mewarnai sepanjang jalan terutama jalur pantura yang diisi oleh pemudik yang bertujuan ke arah Jawa Tengah dari Jakarta dan sekitarnya. Alasan murah, santai, tidak berdesakan menjadi alasan mereka untuk mudik dengan mengendarai kendaraan sepeda motor walaupun perjuangan mereka menempuh jarak ratusan kilometer sangatlah berat. Faktor kelelahan menjadi faktor utama bahaya yang mengintai para pemudik sepeda motor ini. Bagi mereka yang memaksakan diri melanjutkan perjalanan dengan kondisi badan lelah, mata mengantuk, kecelakaan akan menjadi hasil dari perbuatan mereka.
Tidak jarang para pemudik sepeda motor ini kurang memperhatikan keselamatan diri sendiri dan keluarga. Mereka yang mempunyai dua orang anak tetap memaksakan diri mengikutsertakan anaknya mudik dengan mengendarai motor. Belum lagi barang bawaan yang menumpuk, yang berupa oleh-oleh untuk keluarga di kampung menjadikan beban pemudik bermotor ini tambah berat.
Melihat hal seperti ini, Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Inspektur Jenderal Royke Lumowa meminta masyarakat yang mudik menggunakan sepeda motor agar mematuhi peraturan lalu lintas. Polisi akan menindak tegas khususnya kepada pemudik sepeda motor yang melanggar aturan lalu lintas dan salah satunya sanksinya yaitu menyuruh mereka balik lagi atau tidak boleh melanjutkan perjalanan ke kampung halaman.
