Tampang

Wisata Pagi! Lima Jam di Bandung

8 Mei 2017 18:47 wib. 2.654
0 0
perpustakaan gasibu

Dan, jurus andalan utama ketika mati gaya adalah, pegang telepon seluler dan mulai buka berbagai sosial media yang dipunya. Media sosial favorit saya adalah instagram. Tring ...jatuh cintalah saya langsung kepada lintasan lari di Lapangan Gasibu yang biru itu. Akhirnya saya utarakan ide pada saudara untuk lari pagi di sana. Dan saudara saya pun mengaminkan ide tersebut. Akhirnya kami pun melaju ke sana. Owh, sebagai perempuan, tentunya kami memikirkan tas apa yang akan kami bawa. Ingat bahwa kami akan lari, kami memutuskan hanya membawa tas slempang kecil untuk kami berdua dan berencana membawanya bergiliran (baca: supaya adil). Kami hanya membawa dompet dan telepon seluler di dalamnya.

Wush... motor kami pun kemudian melalui Jl. Pelajar Pejuang 45, menuju Jl. Laswi, Jl. Riau, dan berbelok di beberapa belokan untuk menuju ke Jl. Diponegoro. Akhirnya, kira-kira dalam 15 menit kami pun tiba di Lapangan Gasibu. Udara segar menyambut kedatangan kami. Senangnya saya berada di Kota Bandung ini dengan udara yang segar, terutama di pagi hari. Matahari pagi, ikut menyambut keberadaan kami. Tentunya ia masih malu-malu, karena saat itu masih pagi. Segar! Itu kata pertama yang terucap ketika saya tiba di sana. Setelah kami parkir motor di bagian kiri Lapangan Gasibu, kami pun segera menuju ke lintasan larinya. Ternyata biru itu lebih indah aslinya daripada di foto. Tak salah saya langsung jatuh cinta sejak melihat birunya lintasan ini. Lintasan biru lapangan ini selang-seling antara biru tua dan biru langit. Warna biru ini lah yang memberikan efek tersendiri untuk membuat orang ingin berlari di atasnya. Karena jujur, saya sebelumnya sama sekali tidak menyukai olahraga lari, sama sekali! Begitu juga dengan saudara saya. Hmmm, apakah ke depannya saya harus melakukan penelitian pengaruh warna biru dengan keinginan untuk orang melakukan olah raga lari? Ah, bisa saja sih, tapi belum bisa saya lakukan untuk saat ini.

Sebagai newcomer di lapangan ini, saya mengamati dulu kegiatan orang-orang lainnya. Ada yang memang berlari, berjalan-jalan, bulu tangkis, skipping, yoga, in line skate, mengobrol, dan tentu saja...selfie! Orang yang datang pun beragam usianya, mulai dari lansia hingga bayi, ada di sini! Kumplit! Setelah saya puas mengamati, akhirnya saya pun melakukan pemanasan, memasang headset, menyalakan musik, dan berlari. Ya Tuhan, mengapa saya baru tahu ada kenikmatan menghabiskan weekend seperti ini di Bandung! Saya sangat menikmatinya, merasakan sejuknya angin, alunan musik, dan tentunya langkah kaki saya ketika berlari. Satu putaran, dua putaran, di tiga putaran saya merasa kelelahan. Namun, saya enggan untuk beranjak dari lintasan biru ini. Saya pun memutuskan untuk berjalan saja mengelilingi lapangan ini. Di putaran selanjutnya, saya pun lari kembali. Di putaran ke lima saya benar-benar kelelahan. Dan memutuskan untuk menepi sesaat. Saudara saya malah sudah duluan menepi dan mulai foto sana sini untuk di unggah di sosial medianya.

Karena masih ingin menikmati lapangan ini, kami pun kemudian memutuskan untuk menyewa raket, tentu saja sepaket dengan kok-nya. Dan harganya ternyata sangat ekonomis! Hanya dengan sepuluh ribu rupiah, kita bisa bermain bulu tangkis sepuasnya! Kami memilih tempat di samping tiang bendera untuk bermain bulu tangkis. Karena memang masih pemula, kami hanya bermain kira-kira 45 menit. Setelah membayar raket, aku masih saja enggan meninggalkan lapangan ini.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

4 Faktor Penyebab Hancurnya Karir
0 Suka, 0 Komentar, 9 Apr 2018

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?